Selasa, 10 Maret 2015

Pakej percutian pekanbaru - bukittinggi

Percutian di pekanbaru dan bukittinggi
4 hari dan 3 malam

Day 1: tiba di pekanbaru tour ( d )
Rombongan tiba di airport sultan syarif kasim di pekanbaru. Kami sambut dan kemudian city tour melawat bandar pekanbaru. Masjid an nur. Muzium dan makan malam. Menginap satu malam di pekanbaru

Day 2 : pekanbaru - bukittinggi ( b.l.d )
Setelah sarapan dan check out kita bertolak ke bukittinggi dan singgah makan lapek bugis. Makan tengah hari dan kembali meneruskan perjalanan. Singgah rehat di selat malaka top view kawasan perbukitan tinggi di payakumbuh. Kelok 9, lembah harau dan makan malam masuk hotel di bukittinggi. Free program

Day 3 : bukittinggi tour ( b.l.d )
Setelah sarapan kita tour melawat kedai kain sulam. Kelok 44. Tasik maninjau. Puncak lawang. Kilang gula tebu. Kilang kerepek labu. Makan tengah hari dan kembali melawat kedai kain sulam Menghala ke padang dan kembali ke hotel.

Day 4 : bukittinggi - airport ( b )
Setelah sarapan kita check out dan tour melawat rumah gadang dan air terjun. Menghala menuju airport. Tour end

Harga pakej :
Call M Subari  ( bari )+6281806803803

Jumat, 27 Februari 2015

Rent bas

Yang nak ke padang - bukittinggi. Nak ke medan atau bandung. Jogja dan bali jom joint ngan kami pt pesona jejak wiasata tour and travel agency

Sila contact : m subari +6281806803803

Jumat, 13 Februari 2015

RANDANG RUNTIAH





 RANDANG RUNTIAH

Runtiah artinya disuwir-suwir. Jadi, rendang runtiah adalah rendang yang dagingnya sudah disuwir-suwir seperti daging abon. Kalau anda pernah melihat abon sapi, nah seperti itulah rendang runtiah, jadi rendang runtiah = abon dalam bumbu rendang. Rasanya renyah dan garing, tidak terlalu pedas, cocok buat anak-anak yang tidak suka rendang tetapi suka abon.

Bisa dikatakan rendang masuk dalam kasta tertinggi khazanah kuliner asal Sumatera Barat. Perpaduan santan yang gurih dan racikan rempah beraroma kuat yang menggoda setiap orang untuk mencobanya. Mungkin tidak banyak masyarakat awam yang tahu, di daerah asalnya sendiri rendang memiliki banyak varian, yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Salah satu di antaranya adalah rendang runtiah atau biasa disebut juga rendang suwir.








Rendang runtiah merupakan varian rendang dengan bahan dasar daging sapi rebus yang disuwir memanjang. Dari segi peracikannya, rendang jenis ini memang tidak berbeda jauh dari rendang yang umum kita temui. 

Akan tetapi, karena karakteristik daging yang digunakan berbeda, rendang yang dihasilkan memiliki tekstur daging yang lebih kering dan renyah saat dikunyah. Hal ini membuat rendang jenis ini banyak dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Sumatera Barat.

Salah satu produsen yang terkenal dengan racikan rendang runtiah yang istimewa adalah Rendang 'Nikmat' asal Kota Payakumbuh. Salah satu kunci kenikmatan rendang ini terletak pada kekhasan racikan bumbu yang digunakan dan teknik memasaknya. 


Untuk menghasilkan rendang yang benar-benar istimewa, para peraciknya menggunakan santan dari 20 butir kelapa untuk setiap 1 kilogram daging sapi. Bumbu yang digunakan antara lain cabai merah, bawang putih, jahe, langkuas dan daun sereh dengan komposisi yang sudah distandarkan, sehingga kualitas produksinya terjaga dengan baik.

Produsen Rendang yang berproduksi sejak tahun 2002 ini digemari banyak orang dan bahkan mengukir prestasi dalam bidang kuliner. Tidak salah jika rendang ini layak menjadi referensi untuk oleh-oleh bagi mereka yang bertandang ke kota Payakumbuh

GELAMAI PAYAKUMBUH





GELAMAI ATAU DODOL PAYAKUMBUH

Gelamai merupakan makanann khusus asli Payakumbuh, makanan yang terbuat dari beras ketan dan gula merah ini dimasak dengan menggunakan cara tradisional. Beras ketan yang dicampur dengan santan kelapa dan gula merah diaduk di dalam kuali besar, dimasak diatas tungku kayu. Setelah masak menyerupai bubur kental, adonan didinginkan dan dipotong-potong menurut selera. Bisanya ukurannya kecil-kecil yangt dikemas dengan kemasan plastik.



Gelamai sangat cocok dijadikan oleh-oleh sebab rasanya yang legit membuat kerabat anda akan merasa ketagihan. Belum sensasi lengket saat mengunyahnya, tidak akan didapat dari oleh-oleh khas lain.

Untuk mendapatkan gelamai tidak lah sulit, di PAYAKUMBUH adalah tempat asal dari gelamai ini, banyak kedai dan juga kebanyakan di setiap rumah mereka pandai untuk membuatnya


Rabu, 11 Februari 2015

NGALAU INDAH

OBJEK WISATA NGALAU INDAH


sebuah tempat percutian yang berupa GOA ALAM dimana di dalamnya terdapat STALAGTIT dan STALAGMIT yang menghias ruangan GOA dan menajdikannya berbagai macam bentuk seperti : BATU TIRAI, BATU IBU MENANGIS dan banyak lagi ,
lokasi dari GOA NGALAU INDAH ini berada di sisi kiri laluan utama dari BUKITTINGGI ke PEKANBARU, dari bukittinggi lebih kurang 30 km.
untuk masuk ke dalam di kenakan bayaran IDR 3000 per orang dan di lokasi goa ada pemandu local yang merangkap sebagai JURU GAMBAR.




Ngalau Indah merupakan kawasan gua yang berada di lereng Bukit Simarajo, Kota Payakumbuh, dengan kontur sangat unik, berundak dan berbatuan indah. Area parkir Ngalau Indah ini berada pada ketinggian bukit, sekitar 750 m dari tepian Jalan Raya Bukittinggi – Payakumbuh, dengan pemandangan lepas ke arah perkotaan di beberapa titik

lembah harau

LEMBAH HARAU
Lembah Harau adalah sebuah ngarai dekat kota Payakumbuh di kabupaten Limapuluh Koto,

provinsi Sumatera Barat. Lembah Harau diapit dua bukit cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter. Lembah Harau .dilingkungi batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang. Berjalan menuju Lembah Harau amat menyenangkan. Dengan udara yang masih segar, Anda bisa melihat keindahan alam sekitarnya. Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 m hingga 300 m. Dari mulai saat memasuki



Lembah Harau , kita akan menemukan banyak keindahan yang memukau sepanjang jalan . Sangatlah cocok kalau sebagian pemanjat yang telah mengunjungi tempat ini memberi julukan Yosemite nya Indonesia. Tempat ini sudah lama menarik perhatian orang. Sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun Sarasah Bunta merupakan bukti bahwa Lembah Harau sudah sering dikunjungi orang sejak 1926. Menyaksikan hamparan sawah yang indah, itu hal yang sudah biasa. Namun, jika hamparan sawah itu diapit oleh tebing tebing tegak lurus menjulang setinggi sekitar 150 meter hingga 200 meter, orang pasti akan berdecak kagum. Pemandangan itu bisa dilihat di Lembah Harau, Keindahan masih bertebaran di dataran tingginya. Di sana ada cagar alam dan suaka margasatwa. Lembah Harau seluas 270,5 hektare. Tempat ini ditetapkan sebagai cagar alam sejak 10 Januari 1993.


 Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau ter terdapat berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi, plus sejumlah binatang langka asli Sumatera. Monyet ekor panjang (Macaca fascirulatis) merupakan hewan yang acap terlihat di kawasan ini. Kawasan Obyek wisata Lembah Harau ini terdiri dari 3 (tiga) kawasan : Resort Aka Barayu, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang . Pada resort Aka Barayun yang memiliki keindahan air terjun yang mempunyai kolam renang, yang memberikan nuansa alam yang asri juga berpotensi untuk pengembangan olah raga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan juga mempunyai lokasi yang bisa memantulkan suara (echo )

KELOK 9

OBJEK WISATA DI PAYAKUMBUH
KELOK 9

Kelok 9 atau Kelok Sembilan adalah ruas jalan berkelok yang terletak sekitar 30 km sebelah timur dari Kota Payakumbuh, Sumatera Barat menuju Provinsi Riau. Jalan ini membentang sepanjang 300 meter di Jorong Aie Putiah, Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat dan merupakan bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatera dan Pantai Timur Sumatera. Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar sekitar 5 meter, berbatasan dengan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau.[2]


Di sekitar Jalan Kelok 9 saat ini telah dibangun jembatan layang sepanjang 2,5 km. Jembatan ini membentang meliuk-liuk menyusuri dua dinding bukit terjal dengan tinggi tiang-tiang beton bervariasi mencapai 58 meter. Terhitung, jembatan ini enam kali menyeberangi bolak balik bukit. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013

Jalan Kelok 9 dibangun semasa pemerintahan Hindia-Belanda antara tahun 1908–1914.


 Jalan ini meliuk melintasi Bukit Barisan yang memanjang dari utara ke selatan Pulau Sumatera. Jika direntang lurus panjang Kelok Sembilan hanya 300 meter dengan lebar 5 meter dan tinggi sekitar 80 meter.[2]
Berdasarkan catatan Kementerian PU, dalam sehari jalan ini dilalui lebih dari 10 ribu unit kendaraan dan pada saat libur atau perayaan hari besar meningkat 2 sampai 3 kali lipat.[8] Namun, sejak dibangun Kelok Sembilan nyaris tak mengalami pelebaran berarti karena terkendala medan. Seiring peningkatan volume kendaraan yang melintas, kondisi jalan yang sempit dan terjal sering mengakibatkan kemacetan. Lebar jalan yang hanya 5 meter dan tikungannya yang tajam kerap menyulitkan kendaraan bermuatan besar melintas karena tidak kuat mendaki


Pada tahun 2000, lalu lintas kendaran antara Sumatera Barat dan Riau sudah mencapai antara 9.000 sampai 11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut sekitar 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang dalam setahun.[2] Separuh dari barang yang diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan. Karena penyempitan jalan di Kelok Sembilan, perjalanan dari Bukittinggi menuju Pekanbaru yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 4 jam, bisa memakan waktu 5 sampai 6 jam. Mengatasi persoalan ini, Kepala Dinas Prasarana Jalan Sumatera Barat Ir. Hediyanto W. Husaini mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk membangun jembatan layang. Pembangunan jalan layang Kelok 9 mulai dikerjakan pada November 2003 setelah memperoleh persetujuan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Agustus 2003